Saturday, December 3, 2011

Selamat Tahun Baru 1433 Hijrah


Takdo apo nak diceritokan,cumo terpikir umor makin meningkat tapi iman totap tak berubah (takdo meter nak ukur,boleh jadi naik,boleh jadi turun)..Apo la nak jadi dengan den ni..makin dokek ngan kubur,takdo usoho pun nak menambah kuek an iman...


Takdo dah caro lain untuk menambah an iman melainkan caro yang dah ditunjukkan kek Nabi S.A.W (Perintah Allah melalui Al-Quran) dan para sahabat..Ghonti an la kalau ekau cakap ko tambah an iman melalui nasyid, berjihad melalui politik kotor (apo lagi perhimpunan yang banyak memaki hamun/kutuk.fitnah orang..Errr...tak kiro la bendero apo..asal ko kutuk/maki orang jo dah kiro salah la..bukan ko tambah ingat an oghang lain ingat kek Allah,makin laghokan nak buek apo jang oiii!!! Kalo ko cakap ko berjuang untuk agamo,bangso dan negaro,selidik la dulu pletform yang ekau duduk tu..Kok platform sekular tapi cakap berjuang untuk agamo mintak mahap la yo..Den meluat nengok eh..Dan jangan plak ko duduk pletform yang dah agak boto tapi bilo bercakap ikut nafsu ko..pun salah gak..(Arghhh..macam baguih plak orang yang bercakap ni..huhu)..Ni sumo garo-garo perhimpunan parti WXYZ la ni..Aduii..terkosan laie dongan dunio ghupo eh..Ampunkan dosaku Ya Allah..



Kadang-kadang bilo pikir banyak kali,kenapo la agak eh bondo tak boto pun kito ghaso boto..Sumo tu berkait dengan iman la jugak..Kadang-kadang kito tak perasan salah,itu la guno eh kawan-kawan yang dapek bagi nasihat bilo kito salah...Takat dapek kawan yang tak maun nasihat bilo kito buek salah,itu yang jadi masalah eh..Teraso diri kito perfect pulak...(kepado sapo yang ghaso boto,nasihatkan la den yo..hehe).. Solat pun lagho laie ni,petando iman lomah amek..Ingat macam-macam maso solat..Aduiii...Nak tengok Solat diterimo sonang jo..Solat yang dapek cegah fasya' dan mungkar,insyaallah terimo la tu..Solat den??...Mmmm....
 



Nak luah an perasaan sikit haa.. Dok kojo kilang yang banyak pompuan ni pun masalah laie..Pueh nak menahan bijik mato nak tunduk an pandangan tapi iman lomah camno nak tunduk an pandangan? Kadang-kadang tepandang la jugak bondo yang buek kito berdoso..Tau dah doso tu tapi pandang jugak buek apo? (dalam 10 orang pompuan,3 jo yang pakai tudung..Dalam 3 yang pakai tudung,nak jumpo yang perfect "bertudung" memang payah gilo..kebanyakan tutup kepalo tapi baju ngan seluar balut tubuh badan..maka terbonjol la gunung-bukit yang menyukokan nafsu.. Arghhhh...tekanan..tekanan.. Pueh dah bercakap tapi macam cakap ngan tunggul kayu jo...Mintak jauh keturunan den dapek isteri,anak2 pompuan yang punyo sikap macam nie..  

Indahnyo dunio kalau sumo wanita berpakaian macam kek dalam gambar sebolah kanan ni ha..Ni baghu kiro tutup aurat..Yang kek sebolah laie tu balut aurat yoo... 

Susah eh jadi lelaki, macam-macam bondo nak kono pikir..Huhu..

Abih sudah merepek den kali ni..Uhhhh!!!

Saturday, August 27, 2011

Selamat Hari Raya Maaf Zahir & Batin pada sesiapo yang kona ngan Den..


Posting maleh..Sajo-sajo nak update blog copy/paste ni..Apo la lomau bona den ni agak eh..Orang ado blog,den pun nak buek blog gak tapi maleh plak update..Huhuhu..Testing-testing jo ni pun....

Ghayo tahun ni rayo huru haro bagi den..Bialah den sorang jo tau apo kono eh huru haro..Apo nak buek..Dah nasib badan..Taun ni peruntukan Ghayo cumo 2 hari jo..Ghayo ke3 dah kono kojo balik..Nak cuti lamo tu memang boleh bebona la tapi sajo maleh..Pulun overtime la apo laie..Bulan dopan leh la horrey sikit..

Bagi yang balik kampung, berhati-hati dijalan rayo..(tapi kadang-kadang Den pun hilang sabar gak bilo jammed menggilo ni..ikhlas Den cakap..) Dari Shah Alam ko Joseh, tau-tau jo la jammed eh camno..Nasib baik Bukit Putuih tu dah ado jalan alternatif..Kurang la sikit tahap kecipanan membara den ni..Hehe..

Pesanan untuk para Muslimin/Muslimat, sambil beraya jangan lupo jago adab..terutama adab berpakaian bagi perempuan..Apo guna lawa tapi nanti susah kek akhirat? Samo-samo la kito ingat-mengingat yo..Nampak Den salah jangan lupo bagitau..den bagi duit rayo lopeh tu..(tepakso la Den jago-jago dari buek salah..kalo tak nayo Den kono bagi duit ghayo ) Hehe..

Selamat Hari Ghayo!!


Friday, February 18, 2011

Satu persoalan tentang Kristian


Pertanyaan Pertama

Mana pengakuan Yesus di dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen?

Semua pengikut Yesus pasti mengakui bahwa mereka beragama Kristen. Tetapi apakah ada di antara mereka bisa membe­rikan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang tertulis di dalam Alkitab bahwa Yesus beragama Kristen?

Pertanyaan seperti itu tampak sepele atau main-main, padahal kami benar-benar serius dan akan menepati janji bila ada diantara umat Kristiani atau dari agama manapun yang bisa memberikan bukti berupa ayat-ayatnya yang tertulis dalam Alkitab tentang pengakuan Yesus bahwa dia beragama Kristen.
Jika Yesus ternyata bukan beragama Kristen, lalu apa nama agama Yesus yang sebenarnya? Siapa saja yang bisa menun­jukkan bukti atau menunjukkan ayat-ayat yang benar-benar tertulis di dalam Alkitab (Bible), pengakuan Yesus bahwa dia beragama Kristen, maka kami sediakan hadiah sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta) tiap pertanyaan.

Banvak umat Kristiani tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Yesus bukan beragama Kristen dan yang menamakan agama itu `Kristen’ bukan Yesus, tapi Barnabas dan Paulus (Saulus) di Antiokhia. Perhatikan ayat-ayat Alkitab dibawah ini :
“Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Sauius; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang.Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.’ (Kis 11:23-26)

Ayat diatas membuktikan bahwa yang menamakan agama itu “Kristen’ bukan Yesus. tetapi Barnabas dan Paulus.Seumur hidupnya Yesus tidak pernah tahu kalau agama yang dibawanya dinamai Kristen, sebab nama “Kristen’ itu baru muncul jauh setelah Yesus mati. Timbul pertanyaan; kalau begitu kapan Yesus mati dan kapan agama yang dibawanya dinama Kristen? Menurut data yang kami baca dalam beberapa buku yang ditulis oleh kalangan Kristen sendiri, diantara-nya dalam buku “Religions on File” Yesus lahir sekitar tahun 4 SM (Sebelum Masehi) dan wafat sekitar tahun 29 M (Masehi). Semen­tara Paulus dan Barnabas memberi nama “Kristen” terhadap agama yang mereka bentuk, yaitu sekitar tahun 42 M. Ini berarti sekitar 13 tahun (42-29=13) setelah Yesus mati, baru muncul agama Kristen bentukan Barnabas dan Paulus.
Didalam kitab suci agama Islam yaitu A1 Qur`an, tidak dijumpai satu pun kata “Kristen”, yang ada kata “Nashara” karena Yesus berasal dari kota Nazareth. Dan pengikut ajaran Yesus disebut “Nashrani” bukan Kristen. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, kata “Kristen’ hanya disebutkan paling banyak 6 (enam) kali, yaitu pada Kis 11:26, Kis 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16)

Pertanyaan Kedua

Mana ajaran Yesus ketika berumur 13 sampai 29 tahun?

Tidak semua umat Kristini mengetahu: bahwa cerita atau kisah tentang diri Yesus di dalam Alkitab ada banyak yang hilang Bahkan yang hilang itu, tidak tanggung­tanggung, yaitu lebih separoh dari umur Yesus sendiri.
Hampir dapat dipastikan, sebagian besar umat Kristiani yakin dan percaya bahwa Yesus mati pada usia sekitar 33 (tiga pulul­tiga) tahun. Sementara didalam Alkitat (Bible), yang tertulis hanya kisah Yesus sejak dia dilahirkan sampai berumur 12 (dua belas) tahun, lalu menghilang ketika berumur 13 (tiga belasj tahun sampa: dengan 29 (dua puluh sembilan) tahun kemudian muncul lagi pada usia 30 (tiga puluh) tahun, dan mati pada usia 33 (tiga puluh tiga) tahun.

Hilangnya kisah Yesus ketika beliau berumur 13 s/d 29 tahun, berarti selama 17 (tujuh belas) tahun kisah Yesus tidak ada atau hilang dan tidak tercatat di dalam Alkitab.
Jika Yesus mati pada usia 33 tahun, sementara kisahnya ada yang hilang selama 17 tahun, berarti yang masuk kedalam Alkitab hanyalah kisah Yesus selama 16 tahun saja. Yesus dipercayai oleh umat Kristiani sebagai “Firman Yang Hidup”. Kalau begitu berarti ada sebagian besar atau lebih separuh dari umurnya ada “Firman Yang Hilang”. Bayangkan saja, 17 tahun adalah lebih separuh umurnya Yesus, hilang atau tidak tercatat dalam kitab Injil. Padahal pada usia 13 s/d 29 tahun merupakan usia Yesus ketika remaja menuju dewasa, dimana sudah barang tentu banyak sekali hal-hal atau peristiwa yang lebih berguna dan lebih besar yang mungkin saja beliau lakukan, tetapi tidak tercatat didalam Alkitab. Jadi sangatlah beralasan sekali bahwa Injil itu dikatakan tidak komplit atau sempurna, karena banyak bagian-bagian atau sisi-sisi lain yang pernah Yesus lakukan atau perbuat, tetapi tidak dicatat oleh para penulis Injl, karena kehilangan jejak atau kisahnya benar-benar hilang. Seandainya jika murid-murid Yesus yang 12 orang itu selalu mengikuti kemana saja Yesus berdakwah, tentu apa yang beliau lakukan atau sabdakan selama 17 tahun , mereka tulis dalam Injilnya bukan??

Timbul pertanyaan:
Apakah yang dilakukan Yesus selama berumur 13 sampai dengan 29 tahun?
1. Menerima dan menulis wahyu Allah (mana dan apa saja bunyi wahyu tersebut?)
2. Mengajar dan berdakwah kemana-mana (apa saja yang diajarkannya)
3. Menulis Injil yang difirmankan kepada­nya (Injil yang mana? Kan tidak ada Injil Yesus bukan?)
4. Membantu ibunya Maryam (memasak dan mencuci? rasanya tidak mungkin)
5. Tidak berbuat apa pun, hanya menunggu firman (Tuhan koq nganggur, pasif?)
6. Menikah / berumahtangga (mungkin saja, tapi tidak tercatat karena kisahnya selama 17 tahun hilang)
7. Membantu ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu (Tuhan jadi tukang kayu?)
8. Nganggur saja, makan, tidur, tidak melakukan kegiatan apapun (Tuhan koq nganggur, tidak berkarya?)
9. Pergi mengembara (kemana saja pergi­nya, dan apa yang dilakukannya?)
10. Kembali kepada Bapanya selama 17 tahun lalu turun lagi kebumi (mana ‘ buktinya?)

Bukti-bukti Yesus berdakwah ketika berusia 12 dan 30 tahun:
“Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.” (Lukas 2:42)

“Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur’ kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang, la adalah anak Yusuf, anak Eli….” (Lukas 3:23)

Lukas 2:42 diatas itu menceritakan kisah Yesus ketika dia memulai berdakwah dan mengikuti kajian yang disampaikan para alim ulama di dalam Bait Allah (Luk 2:46-49). Kemudian kisah beliau hilang samasekali ketika dia berumur 13 s/d 29 tahun, dan baru muncul kembali ketika beliau berumur 30 tahun, seperti yang tertulis dalam Injil Lukas 3:23 diatas tadi.
Lukas 3:23 memberikan bukti kemun­culan Yesus pada usia 30 tahun, kemudian beliau wafat dalam usia sekitar 33 tahun.
Oleh sebab itu, seandainya ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa memberi­kan bukti-bukti tertulis dalam Alkitab (Bible) tentang kisah Yesus ketika beliau berumur sekitar 13 s/d 29 tahun, yaitu ketika beliau memasuki usia remaja sampai dewasa, kami sediakan hadiah cukup besar, sejumlah uang cash / tunai sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta)
Mungkin banyak sckali saudara­saudara kita yang beragama Nashrani tidak menyangka dengan pertanyaan yang kelihatannya sepele, tetapi sebenarnya sangat berarti bagi keimanan dan kehidupan beragama, karena hal tersebut menyangkut keselamatan di dunia dan akhirat.
Jika kami sebagai umat beragama Islam sangat mengkritisi kandungan Alkitab (Bible), hal itu wajar-wajar saja, sebab Al Qur`an banyak memberikan informasi tentang keberadaan Yesus (nabi Isa), Taurat, Zabur dan Injil, yang semua itu merupakan bagian dari keimanan kami, bahkan termasuk salah satu rukun iman bagi setiap muslim di seluruh dunia ini.
Nah seharusnya umat Kristiani yang lebih pantas mengkritisi kandungan kitab sucinva bukan??

Pertanyaan Ketiga

Pernahkah Yesus Mengatakan:
“Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja”

Pertanyaan yang ketiga ini sangat menantang bagi semua pihak, terutam: bagi umat Kristiani karena hampir semua umat Kristiani, rasanya tidak ada yang tidak menyembah kepada Yesus sebagai Tuhat dan juruselamat mereka. Mulai dari anak kecil, dewasa dan orang tua, mereka semu diajarkan bahwa Yesus adalah Tuhan ata Allah itu sendiri yang harus disembal Padahal setelah kami pelajari, kaji da dalami, ternyata tidak ada satu dalilpun di dalam Alkitab (Bible) itu sendiri diman Yesus pernah bersabda bahwa “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah aku saja.” Tidak ada!! Yang ada justru Yesus bersabda, “Sembahlah Allah Tuhanmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.

Ucapan atau sabda Yesus tersebut men berikan suatu pengertian kepada kita bahwa Yesus itu bukan Tuhan atau Allah yang harus disembah, karena dia hanyalah seorang Nabi atau Rasul.
Untuk lebih jelasnya marilah kita simak kisah didalam Alkitab yaitu pada Injil Matius 4:8-10, yaitu ketika Yesus dicoba oleh Iblis sebagai berikut :

“Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memper­lihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada­Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. ” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10)

Ayat-ayat tersebut adalah seputar kisah tentang percobaan di padang gurun ketika Yesus akan dicobai Iblis. Sebelumnya Iblis mencoba Yesus dengan menyuruh membuat batu-batu jadi roti, namun tidak berhasil, kemudian percobaan kedua Iblis menyuruh Yesus jatuhkan dirinya dari atas bubungan Bait Allah, namun tidak berhasil. Terakhir Iblis membawa Yesus kepuncak gunung yang tinggi dan menawarkan untuk diberikan kepada Yesus semua kerajaan dunia ini dan kemegahannya, asalkan Yesus mau sujud menyembah kepadanya.

Pada percobaan yang ketiga inilah Yesus menghardik Iblis tersebut seraya berkata, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Dari ucapan Yesus tersebut dapat kita pahami:
1. Iblis tahu bahwa Yesus mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah saja (laa ilaaha ilallaahu).
2. Terhadap Iblis saja Yesus perintahkan bahwa menyembah dan berbakti itu hanyalah kepada Allah saja, bukan lainnya, bukan juga pada dirinya.
3. Iblis tahu bahwa Yesus itu bukan Tuhan, sebab jika Yesus itu Tuhan, tentu kata­kata Yesus sebagai berikut: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah aku Tuhan, Allahmu, dan hanya kepadaku sajalah engkau berbakti!”

Yesus sendiri yang memberikan kesak­sian bahwa menyembah dan berbakti itu, hanyalah kepada Allah, bukan kepada dirinya, mengapa justru Yesus itu yang dijadikan sesembahan oleh saudara­saudara kita umat Kristiani?

Dalam kitab suci Al Qur`an Nabi Isa as (Yesus) juga mengajarkan Tauhid, yaitu menyembah itu hanya kepada Allah saja, bukan kepada yang lainnya, bukan juga kepada dirinya. Perhatikan ucapan Nabi Isa as (Yesus) dalam Al Qur`an:
Innallaaha huwa rabbii wa rabbukumfa`buduuhu haadzaa shiraathum mustaqiim
“Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlah Dia, inilah jalan yang lurus. ”

Bahkan dalam kitab Taurat Musa Ulangan 6:4, dikatakan bahwa Tuhan itu Esa:
“Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!”

Berdasarkan Taurat, Injil dan Al Qur`an, Tuhan yang disembah itu adalah Tuhan yang Esa, bukan Yesus yang disembah. Bahkan Yesus sendiri menyuruh menyem­bah hanya kepada Allah yang dia sembah.
Oleh sebab itu untuk pertanyaan yang ketiga ini, disediakan pula hadiah uang. tunai sebesar Rp. 10.000.000.- bila menemukan ayat dalam Alkitab (Bible), dimana Yesus mengatakan kepada para pengikutnya, “Akulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah aku saja”. Kami yakin siapapun tidak akan menemukannya. Tetapi jika menemukannya, silahkan hubungi kami untuk mengambil hadiah Rp 10.000.000.

Seandainya tidak menemukannya berarti Yesus tidak pernah mengajarkan kepada umatnya bahwa dia adalah Tuhan atau Allah itu sendiri, yang harus disembah.
Menyamakan Yesus dengan Tuhan atau Allah, adalah suatu perbuatan dosa, sebab baik Yesus maupun Allah, tidak mengajarkan seperti itu. Bahkan didalam Alkitab itu sendiri, Allah melarang siapa saja yang, menyamakan Dia dengan yang lainnya Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut:
“Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama? (Yesaya 46: 5)

Pertanyaan Keempat

Pernahkah Yesus Mengatakan: “Akulah yang mewahyukan Alkitab, Aku pula yang menjaganya”

Semua umat Kristiani meyakini bahwa Alkitab itu 100% firman Allah. Menurut mereka, para penulis Alkitab itu semuanya di. ilhami oleh Roh Kudus ketika mereka menulis kitab tersebut. Kalau memang Alkitab itu benar-benar 100% firman Allah. tentu didalam Alkitab itu ada pernyataan dari Allah bahwa Dia-lah yang mewahyukan Alkitab itu, dan Dia pula yang menjaganya. Oleh sebab itu sangatlah wajar jika ada yang mempertanyakan mana dalilnya firman Allah didalam Alkitab yang mengatakan “Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya. ”

Jika pertanyaan seperti itu diajukan kepada Al Qur`an, maka Al Qur’an bisa memberikan kesaksian dan bisa berbicara bahwa dia benar-benar dari Allah. Tetapi bila pertanyaan tersebut ditujukan kepada Alkitab, maka kami sediakan hadiah sebesar Rp. 10.000.000.- untuk satu pertanyaan tersebut.
Alkitab yang diantaranya terdiri dari Taurat, Zabur dan Injil, adalah nama-nama kitab suci yang banyak disebutkan oleh Al Qur`an. Bahkan ummat Islam wajib mengi­maninya karena kitab-kitab tersebut adalah kitab-kitab yang pernah Allah turunkan kedunia ini. Taurat kepada Nabi Musa, Zabur kepada Nabi Daud, dan Injil kepada Nabi Isa. Karena Al Qur`an banyak menyebut-nyebut kitab-kitab tersebut, maka kami umat Islam juga mempelajari, apakah kitab-kitab yang dimaksud A1 Qur`an itu ialah seperti yang ada sekarang ini di tangan umat Kristiani. Dalam mempe­lajarinya, kami justru menemukan begitu banyaknya ayat-ayat yang jelas-jelas berasal dari penulis kitab itu sendiri maupun orang lain, seperti contoh dibawah ini:
“Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.” (Roma 1:1)
“Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan AIIah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,…. (Galatia 1:1)
“Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa peristiwa yang telah ……. (Lukas 1:1)
Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis rentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus,…. (Kisah Rasul 1:1 )
“Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan. “(Yakobus 1:1)
“Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil……. ” (1 Petrus 1: 1)
“Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran….. ” (2 Yohanes 1:1)
“Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus, kepada mereka, yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa,…..” (Yudas 1:1)
Contoh dari semua ayat-ayat Alkitab tersebut jelas sekali itu berasal dari si penulis kitab itu sendiri. Siapa pun yang membacanya, akan mengatakan bahwa itu tulisan sipenulisnya. Makanya tidaklah keliru jika dikatakan bahwa Alkitab itu adalah 100% kitab Ilahi, dan 100% kitab Insani karena didalamnya bercampur antara firman Allah dan tulisan manusia dlsb. Dan hal itu merupakan suatu bukti yang tidak mungkin terbantahkan. Dalam meneliti, mempelajari dan mendalami kandungan Alkitab, kami tidak menemukan adanya ayat yang menjamin bahwa Alkitab itu benar-benar diturunkan oleh Allah dan Dia yang menjaganya. Karena itu kami menyediakan hadiah Rp. 10.000.000.­ (sepuluh juta rupiah) bagi siapa pun yang bisa memberikan bukti tertulis didalam Alkitab apabila ada ayat yang berbunyi: “Akulah yang mewahyukan Alkitab, dan Aku pula yang menjaganya.”

Berbeda dengan Al Qur`an, yang bisa bersaksi dan berbicara dari dirinya sendiri bahwa dia benar-benar berasal dari Allah. Bukan hanya satu ayat, tetapi ada sekian banyak ayat Al Qur`an yang memberikan kesaksian bahwa dia berasal dari Allah. Perhatikan ayat-ayat sebagai berikut:
Alif laam raa tilka aavaatul kitaabil mubiin innaa anzalnaahu qur-aanan ‘arabiyyal la`allakum ta`qiluun.
Alif laam raa. Ini adalah ayat-ayat Kitab (Al Qur’an) yang nyata. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya berupa Al Qur’an berbahasa Arab agar kamu memahaminya.
Alif laam miim raa` tilka aayaatul kitaabi wal ladzii unzila ilaika mir rabbikal haqqu walaakinna aktsaran naasi laa yu’minuun.
“Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Qur’an, dan yang diturunkan kepada engkau dari Tuhanmu adalah benar, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman.” (Qs 13 Ar Ra’du 1)
Alif laam raa` kitaabun anzalnaahu ilaika li tukhrijan naasa minazh zhulu­maati ilan nuuri bi idzni rabbihim ilaa shiraathil `aziizil hamiid.
” Alif laam raa, (inilah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya engkau mengeluarkan manusia dari gelap kepada terang dengan izin Tuhan mereka ke jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.”
(Qs 14 Ibraahim 1 )
Innaa nahnu nazzalnadz dzikra wa innaa lahuu la haafizhuun
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur`an dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya. ” (Qs 15 Al Hijr 9

Pertanyaan Kelima

Mana perintah Yesus atau Tuhan untuk beribadah pada hari Minggu?

Pertanyaan ini mungkin agak aneh dan bahkan dianggap sepele atau main-main saja. Padahal ini merupakan salah satu pertanyaan serius yang perlu dipikirkan, perlu diperhatikan, dan perlu dipertanyakan, karena menyangkut ritual yang secara terus menerus atau continue dilakukan dan diamalkan oleh hampir seluruh umat Kristiani di dunia.

Melakukan ritual ibadah wajib secara terus menerus tanpa dalil atau perintah dari Allah, merupakan ibadah yang sia-sia. Padahal apa yang dilakukan itu akan diminta pertanggung jawaban dihadap Allah. Oleh sebab itu wajarlah jika kita tirtjau kembali, apakah yang kita lakukan selama ini benar-benar punya dalil atau dasar yang kuat dari kitab suci kita, ataukah itu hanya berasal dari perintah Inanusia biasa atau pendapat para pemim­pin agamanya, kemudian mewajibkan para pengikutnya untuk melakukannya.

Kalau hal seperti itu yang terjadi, kemudian di ikuti oleh para pengikutnya, maka itu berarti yang kita ikuti adalah ajaran manusia, bukan ajaran Allah. Contohnya, beribadah atau masuk gereja pada hari Minggu, ternyata tidak ada satu dalilpun didalam Alkitab yang menyuruh beribadah atau menjadikan hari Minggu sebagai hari yang harus dipelihara, disucikan atau dikuduskan. Oleh sebab itu bagi siapa saja yang bisa memberikan dalil yang tertulis dalam Alkitab bahwa ada perintah dari Allah untuk mengkuduskan, mensucikan atau menjadikan sebagai hari peristirahatan, maka kami sediakan hadiah tunai sebesar Rp. 10.000.000.­(sepuluh juta) jika ada dalil di dalam Alkitab.

Sebenarnya jika benar-benar mengikuti firman Allah dalam Alkitab, maka hari peribadatan itu ialah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu! Hari inilah (Sabat) yang ada dalilnya dalam Alkitab, bahkan perintah untuk memelihara, menjaga dan mengku­duskannya, jelas sekali ada tertulis didalam Alkitab itu sendiri. Apalagi yang menulis perintah untuk mengkuduskan hari Sabat adalah Allah itu sendiri, yang telah meno­reh diatas kedua loh batu.
Bahkan kedua loh batu tersebut ditulis dengan jari tangan Allah sendiri, lalu Dia sendiri yang menyerahkan kepada Nabi Musa as untuk disampaikan dan diajarkan kepada kaumnya. Simak ayat frman Allah dalam Alkitab sebagai berikut:
“Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah. Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu. ” (Ke132:15-16)
Sungguh ironis sekali, ternyata perin­tah Allah untuk menjaga, memelihara dan mengkuduskan hari Sabat, ternyata dilang­gar dan juga tidak dipatuhi lagi oleh hampir semua umat Kristiani di dunia, kecuali sebagian kecil sekte Advent.

Padahal kalau kita baca dalam Alkitab, ternyata ada ancaman yang sungguh mengerikan, yaitu ancaman hukuman mati bagi mereka yang tidak memelihara dan yang melanggar kekudusan hari Sabat. Coba kita simak ancaman Allah bagi yang tidak memelihara dan mengkususkan hari Sabat.
“Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu. Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.” (Ke131:12-14)

Yang lebih menarik lagi yaitu, ternyata Yesus seumur hidupnya tidak pernah mengkuduskan hari Minggu. Seumur hidupnya Yesus selalu mengkuduskan hari Sabat dan setiap mengajar selalu pada hari Sabat. Yesus tidak pernah satu kalipun menganjurkan untuk beribadah atau mengkuduskan hari Minggu. Sekali lagi jika ada dalil dalam Alkitab Yesus atau Allah menyuruh mengkuduskan hari Minggu, kami sediakan hadiah Rp. 10.000.000. (sepuluh juta) bagi siapa saja yang bisa memberikan dalilnya.
Perhatikan hari apa yang Yesus kudus­kan di dalam Alkitab, hari Sabtu atau hari Minggu?
Lukas 4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat (Sabtu) la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
Markus 1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
Markus 6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang ‘ besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
Lukas 4:16 Ia (Yesus) datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan­Nya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Al kitab.
Lukas 4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
Lukas 6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
Lukas 13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat.
Masih banyak ayat-ayat lainn-ya dimana Yesus memelihara dan mengkuduskan hari Sabat, tapi dari 7 (tujuh) ayat tadi saja, sudah lebih dari cukup memberikan bukti­bukti kepada kita bahwa sesungguhnya menurut Alkitab, hari yang diperintahkan untuk di ibadati, dipelihara, dan dikudus­kan adalah hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu !!
Yesus tetap memelihara dan mengkuduskan Sabat, sebab dia yakin bahwa apa yang Allah tetapkan untuk berlaku kekal, tidak mungkin dibatalkan olehnya. Yesus sangat yakin dengan janji Allah bagi yang memelihara hari Sabat.
Mari kita renungkan janji Allah bagi yang memelihara dan mengkuduskan hari Sabat.
“Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat “hari kenikmatan”, dan hari kudus Tuhan “hari yang mulia”; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena Tuhan, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhan-lah yang mengatakannya. ” (Yesaya 58:13-14)
Bukankah ayat-ayat tersebut memberi­kan bukti bahwa sesungguhnya tidak ada satu perintah di dalam Alkitab masuk geieja hari Minggu atau mengkuduskan hari Minggu. Bahkan seumur hidup Yesus hanya beribadah pada hari Sabat (Sabtu) bukan Minggu. Ternyata hari Minggu dikuduskan karena menurut pendapat pemuka agamanya hari itu Yesus bangkit dari kuburnya.

Sekarang bagaimana dengan hari Minggu? Apakah ada perintah atau jaminan berkat bagi mereka yang mengkuduskan hari Minggu?
1.Allah tidak berhenti bekerja pada hari Minggu.
2.Allah dan juga Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
3.Tidak ada hukum yang menyuruh memelihara hari Minggu.
4.Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
5.Hari Minggu tidak pernah dikuduskan oleh Allah maupun Yesus.
6.Tidak ada pelanggaran hukum jika bekerja pada hari Minggu.
7.Tidak ada satu ayatpun dalam Alkitab yang melarang bekerja pada hari Minggu.
8.Tidak ada berkat yang dijanjikan bagi mereka yang memelihara hari Minggu.
9.Hari Minggu tidak pernah disebutkan dalam Alkitab sebagai hari ibadah bagi umat Kristiani.
10.Tidak pernah hari Minggu disebut sebagai hari perhentian.
11.Yesus tidak pernah menyinggung tentang hari Minggu.
12.Kata “Hari Minggu” bahkan tidak pernah muncul dalam Alkitab, kecuali disebut “pekan pertama minggu itu”, tapi bukan “Hari Minggu” dan hanya sekali disebutkan yaitu pada Kis 20:7, itupun hanya pertemuan dimalam hari, yaitu Sabtu malam.
13.Para nabi dan orang terdahulu tidak pernah memelihara hari Minggu.
14.Tidak ada ayat dalam Alkitab tentang perobahan Sabat jadi hari Minggu.
15.Tidak pernah Tuhan maupun Yesus berfirman bahwa ada dua hari Sabat yang dikuduskan dalam seminggu, yaitu hari Sabtu dan Minggu.
16.Tidak ada satupun perintah di dalam Alkitab yang menyuruh merayakan “hari kebangkitan” Yesus sebagai pengganti hari Sabat.
17.Tidak pernah Tuhan berfirman bahwa “hari kebangkitan” Yesus harus dikuduskan seperti hari Sabat.
18.Seumur hidupnya, Yesus hanya ber­ibadah pada hari Sabat
19.Tidak ada seorang nabipun di dalam Alkitab yang pernah menvuruh mengkuduskan hari Minggu.
20.Seumur hidupnya, tidak sekalipun keluar dari mulut atau bibir Yesus tentang hari Minggu dan lain-lain.

Berdasarkan 20 alasan tersebut, maka dapatlah dipastikan bahwa sesungguhnya tidak ada satu dalilpun dalam Alkitab untuk mengkuduskan hari Minggu! Ternyata hari Minggu hanyalah hari yang diperintahkan oleh pengemuka agama Kristen hanya karena dianggap penting karena Yesus bangkit pada hari Minggu. Padahal tidak ada satu dalilpun didalam Alkitab itu yang menyuruh mengkuduskan hari Minggu dan tidak ada janji Allah atau berkat yang Allah janjikan bagi mereka yang memelihara dan yang mengkuduskan hari Minggu, tidak ada!! Justru yang ada ialah ancaman Allah bagi mereka yang tidak memelihara dan yang tidak mengkuduskan hari Sabat (Sabtu).
Terkadang ada sebagian umat Kristiani yang mengatakan, jika Sabat harus dikuduskan, kenapa umat Islam tidak turut mengkuduskan hari Sabat?
Jawabannya tentu karena kami umat Islam punya hari tersendiri sebagai hari yang diperintahkan untuk beribadah pada hari tersebut. Dan hal itu ada dalilnya dalam Al Qur’an, yaitu pada Qs 62 Al Jumu`ah ayat 9 :
Yaa ayyuhal ladziina aamanuu idzaa nuudiya lish shalaati miy yaumil jumu’ati fas’au ilaa dzikrillaahi wa dzarul bai’a dzaalikum khirul lakum in kuntum ta`lamuun
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk shalat pada hari Jum’at, maka hendaklah kamu bersegera untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Demikianlah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”
Hari Sabtu atau Sabat ada dalil di Alkitab. Hari Jum’at ada dalil dalam Al Qur`an. Hari Minggu, mana dalilnya???

Pertanyaan Keenam
Mana dalilnya dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia???
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang sangat perlu kita pertanyakan kepada umat Kristiani, sebab hampir dalam setiap acara discusi atau perdebatan, alasan yang paling sering dipakai oleh mereka adalah bilamana dalam keadaan kepepet, yaitu bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia.
Alasan-alasan seperti itu sudah keting­galan, karena bila alasan seperti itu masih terus dipertahankan, maka sampai kapan pun tidak akan menyelesaikan persoalan. Atau dengan kata lain alasan seperti itu dipakai sebenarnya hanya untuk menutup­nutupi kelemahan Alkitab itu sendiri. Padahal alasan seperti itu samasekali tidak punya dalil dalam Alkitab. Artinya tidak ada satu dalilpun yang tertulis dalam Alkitab bahwa “Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia”. Jika ada yang bisa memberikan dalil tertulis dalam Alkitab seperti itu, kami sediakan hadiah Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta) untuk satu pertanyaan ini saja.
Umumnya para Pendeta atau Misionaris, atau umat Kristiani lainnya sering menjawab dengan mengangkat dalil Yohanes pasal 1 ayat 1 & 14.
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”(Yohanes 1:1).
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)
Menjadikan ayat ini sebagai refrensi bahwa Yesus adalah 100% Tuhan dan 100% manusia, sulit bisa diterima akal sehat. Maka untuk itu agar lebih mudah dipahami dicomotlah bagian pertama dari pembukaan Alkitab yaitu pada kitab Taurat Musa, ialah Kitab Kejadian 1 pasal 1 dan Kitab Kejadian pasal 1 ayat 26, yang bunyinya sebagai berikut:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1)
“Berfirmanlah Allah “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:26).
Dari bunyi ayat Kejadian 1:26 ini, ada kata “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…..’ Yang dimaksud dengan kata “Kita,” menurut penafsiran umat Kristiani, itu adalah bentuk kata Trinitas yang tersembunyi sebelum Yesus datang kedunia dalam kitab Perjanjian Baru. Jadi kata “Kita” itu mengandung makna : Tuhan Bapa, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Kudus, atau dengan istilah lain dikenal Bapa, Firman dan Roh Kudus.
BAPA itu = Tuhan = Allah (oknum pertama) FIRMAN itu = Yesus = Anak Allah (oknum kedua) dan ROH KUDUS itu = Tuhan juga (oknum- ketiga).
Awal kitab Kejadian pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya Allah..:.’ Awal Yohanes pasal 1:1 berbunyi “Pada mulanya adalah Firman” dan pada awal kitab Kejadian pasal 1:26 berbunyi “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Kita…..”
Dari ketiga dalil tersebut (Yoh 1:1 dan 14, dan Kej 1:1 dan 26) para misionaris menafsirkan Yoh 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya adalah Firman…” selaras dengan Kejadian 1:1 yang berbunyi “Pada mulanya Allah… ” Dengan demikian menurut mereka Firman itu adalah Allah. Yang dimaksud dengan kata “Firman” adalah Yesus itu sendiri. Sementara Firman itu adalah Aliah, kalau begitu berarti Yesus = Allah. Kemudian pada Yoh 1:14 dikatakan bahwa “Firman itu telah menjadi manusia” Sedangkan manusia itu adalah Yesus. Kalau Firman itu adalah Yesus dan Yesus itu adalah Allah, berarti Allah itu telah menjadi manusia yang disebut Yesus. Oleh sebab itu makna dari Yoh 1:1 yang berbunyi: “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah…’ yaitu Yesus yang mulanya ada bersama-sama dengan Allah, adalah Allah itu sendiri yang telah menjadi manusia.
Memang sulit sekali bisa diterima penafsiran ayat-ayat tersebut, sebab sesuatu yang tidak rasional dipaksakan harus menjadi rasional.
Menurut penafsiran kaum muslimin, kata “firman’° berarti “perkataan” atau “kalam” (kalamullah) yang bermakna “perkataan Allah.” Misalnya jika Allah ingin menciptakan sesuatu, cukup Dia berkata (berfirman) “KUN” (jadilah) maka jadilah. Contoh bagaimana penciptaan Nabi Isa as (Yesus) dan Nabi Adam as di dalam Al Qur’an.
Allah jelaskan sebagai berikut :
Inna matsala `iisaa `indallaahi ka matsa­li aadama khalaqahuu min turraabin tsum­ma qaala lahuu kun fa yakuun.
“Sesungguhnya perbandingan (kejadian) Isa di sisi Allah adalah seperti (kejadian) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah” maka jadilah dia. ” (Qs 3 Aali `Imraan 59).
Mengenai Injil Yohanes pasal 1 ayat 1 dan 14, dalam buku The Five Gospels yang diterbitkan oleh Harper San Fransisco, yang dikomentari oleh Robert W. Funk dan Roy W. Hoover, ternyata ayat-ayat tersebut tidak masuk dalam kategori ucapan Yesus yang diseminarkan.
Injil yang diakui di Indonesia ada empat yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Di Amerika sekitar tahun 1993, di kota Sanoma CaIifornia, disponsori oleh Westar Instituie, Injil itu diseminarkan oleh sekitar 76 orang ahli dari berbagai kalangan, seperti guru besar dari berbagai universitas terkenal didunia, para ahli ilmu theologi dari Katolik dan Protestan, ahli kitab suci, ahli bahasa Ibrani dll yang semuanya tidak ada orang Islam. Injil yang diseminarkan ada lima yaitu Injil Matius Markus, Lukas, Yohanes dan Injil Thomas. Ke lima Injil yang bernama “The Five Gospels” diseminarkan dalam rangka mengklasifikasikan sabda Yesus. Makanya dalam cover The Fiue Gospels tersebut tertulis What Did Jesus Really Say? The Search For The Authentic Words of Jesus. (Apa yang benar-benar Yesus ucapkan? Mencari ucapan asli dari Yesus).
Dalam kitab The Five Gospels tersebut, semua ucapan atau sabda Yesus, dicetak berwarna. Ada empat warna yang disepa­kati, yaitu merah (RED), merah muda (PINK), kelabu (GRAY) dan hitam bolt (BLACK).
Ada tiga option (pilihan) yang disepakati untuk menentukan derajat kebenaran sabda / ucapan Yesus, yaitu :
Option 1
** Red : I would include this item unequivocally in the database for determining who Jesus was.
** Pink : I would include this item with reservations (or modifications) in the database.
** Gray : I would not include this item in the database, but I might make use of some of the content in determining who Jesus was.
** Black : I would not include this item in the primary database.
Option 2
** Red : Jesus undoubtedly said this or something very like it.
** Pink : Jesus probably said something like this.
** Gray : Jesus did not say this, but they ideas contained in it are close to his own.
** Black : Jesus did not say this, it represents the perspective or content of a later or different tradtion.
Option 3
** Red : That`s Jesus !
** Pink : Sure sounds like Jesus. ** Gray : Well, maybe.
** Black : There`s been some mistake.
Dari hasil seminar, ternyata Injil Yoha­nes pasal 1 ayat 1 & 14 tidak masuk kategori yang dinilai atau yang diseminar-kan, sebab ayat-ayat tersebut dianggap bukan sabda atau ucapan Yesus. Ayat itu hanyalah ucapan Yohanes saja! Dan ayat tersebut tidak masuk dalam kategori RED, PINK, GRAY & BLACK.
Hasil akhir dari penelitian dalam seminar yang dilakukan oleh 76 ahli dari berbagai kalangan, menyatakan sebagai berikut :
“Eighty-two percent of the words ascribed to Jesus in the gospels were not actually spoken by him, according to the Jesus Seminar.”
“Delapan puluh dua persen kata-kata yang dianggap berasal dari Yesus di dalam Injil, tidaklah benar-benar diucapkan olehnya, menurut Seminar Yesus.”
Pernyataan 76 (tujuh puluh enam) ahli dari berbagai kalangan dari seluruh dunia dalam Seminar tentang Yesus, sungguh mengejutkan dunia, khususnya dikalangan kaum Kristiani, sebab kalau 82% (delapan puluh dua persen) isi Injil bukan benar­benar diucapkan Yesus, berarti hanya 18% (delapan belas persen) saja isi Injil yang dianggap ucapan Yesus. Ternyata Yoh 1:1 & 14 yang jadi acuan bahwa Yesus 100% Tuhan dan 100% manusia, menurut 76 ahli tersebut, bukan ucapan Yesus, tapi hanya pendapat penulis Injil itu saja, yaitu Yohanes. Padahal para perseta Seminar Yesus tersebut, tidak ada satupun orang Islam, dan tidak satupun berasal dari lndonesia.
Lebih ironis lagi, dari semua Injil-Injil yang diseminarkan tersebut, Injil Yohanes termasuk yang hampir 100% dianggap bukan ucapan Yesus.
Hasilnya sungguh mengejutkan, dari 4 (empat) kategori, tidak ada satu ayatpun dalam seluruh Injil Yohanes yang dicetak hurup Red. Hurup Pink saja hanya ada 1 (satu), hurup Grey hanya ada 4 (empat) ayat saja, selebihnya Black.
Perincian khusus Injil Yohanes sebagai berikut:
RED : (That is Jesus!), tidak satu ayat pun yang dicetak merah, berarti tidak ada satu ayatpun yang dianggap benar-benar ucapan Yesus.
PINK : (Sure sounds like Jesus), hanya ada satu ayat saja yaitu Yoh 4:43.
GRAY : (Well, maybe), hanya ada 4 (empat) ayat saja, yaitu pada Yoh 12 ayat 24, 25, 26 dan Yoh 13 ayat 20.
BLACK : (Jesus did not say this There’s been some mistake!) selebihnya bukan ucaan Yesus!
Bayangkan saja, Injil Yohanes terdiri dari 21 pasal, 878 ayat dan 19099 kata. Kalau RED tidak ada, PINK hanya 1 ayat, GRAY 4 ayat, berarti sisanya BLACK (bukan ucapan Yesus) ada 873 ayat.
Diposkan oleh mencari kebenaran di 17.48 1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz
Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga”

Pertanyaan Ketujuh
Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dijamin “pasti masuk surga”
Umat Kristiani umumnya berani memastikan sesuatu y•ang belum tentu atau belum pasti terjadi. Mereka berang­gapan asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, di jamin “pasti masuk surga”. Padahal memastikan sese­orang masuk surga, itu bukan hak atau wewenang kita manusia, itu hanyalah hak Allah Swt. saja. Jika ada umat Islam menga­takan kepada mereka kata “Insya Allah”, sering diprotes, katanya “jangan insya Allah-insya Allah dong, yang pasti aja dong!!” Mereka tidak memahami bahwa mengu­capkan Insya Allah adalah sesuatu yang dianjurkan dalam kitab suci Al Qur’an dan juga Alkitab. Tetapi sebagian besar umat Kristiani tidak paham bahwa didalam Alkitab sebenarnya dianjurkan mengucapkan Insya Allah bila mengatakan sesuatu yang belum tentu terjadi. Bahkan dikatakan, bila tidak mengucapkan Insya Allah sesuatu yang belum pasti terjadi, dia tergolong sombong, dan bahkan berdosa.
Perhatikan ayat Alkitab sebagai berikut:
“Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan beruat ini dan itu.” Tetapi sekarang kamu meme­gahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah saIah. Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” (Yak 4:13-17)
“Ia minta diri dan berkata: “Aku akan kembali kepada kamu, jika Allah menghendakinya.” Lalu bertolaklah ia dari Efesus.” (Kis 18:21)
“Tetapi aku akan segera datang kepada­mu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.(1 Kor 4:19).
Kata-kata dalam semua ayat ayat tersbut yaitu “Jika Tuhan menghendakinya” dan “Jika Allah menghendakinya” serta “Kalau Tuhan menghendakinya”, semua itu makna­nya sama yang dalam Al Qur’an disebut “insya Allah”.
Didalam Alkitab cetakan lama, kata­kata “Jika Tuhan Menghendakinya” semuanya tertulis jelas dengan kata “insya Allah”
Perhatikan Alkitab lama cetakan tahun 1960 sebagai berikut:
“Hai kamu jang berkata: “Bahwa hari ini atau besoknja biarlah kita pergi kenegeri anu serta menahun disitu, dan berniaga dan mentjari laba”; pada halnja kamu tiada mengetahui apa jang akan djadi besoknja. Bahaimanakah hidupmu itu? Karena kamu hanja suatu uap, jang kelihatan seketika sahadja lamanja, lalu lenjap. Melainkan patutlah kamu berkata: “Insya Allah, kita akan hidup membuat ini atau itu”. Tetapi dengan hal jang demikian kamu memegahkan dirimu dengan djemawanmu itu; maka semua kemegahan jang demikian itu djahat. Sebab itu, djikalau orang jang tahu berbuat baik, pada halnja tiada diperbuatnya, maka mendjadi dosalah baginya.
“Melainkan sambil meminta diri ia berkata: “insya Allah, aku akan kembali kepadamu.” (Kis 18:21)
“Tetapi insya Allah aku akan datang kepadamu dengan segeranya, dan aku akan mengetahui bukan perkataan mereka itu jang……dst. (1 Kor4:19).

Dalam Al Qur`an, mengucapkan kata insya Allah merupakan suatu kewajiban bila kita tidak mengetahui sesuatu yang bakal terjadi. Perhatikan ayat-ayat Al Qur`an sebagai berikut:
Fa lammaa dakhaluu ‘alaa vuusufa aawaa ilaihi abawaihi wa qaalad khuluu mishra insyaa-allaahu aaminiin
“Maka tatkala mereka masuk menemui Yusuf, Yusuf membawa ibu bapaknya ke tempatnya dan berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman. ” (Qs 12 Yusuf 99)
Qaala satajidunii in syaa-allaahu shaabiraw wa laa a`shii laka amraa.
“Musa berkata, “Insya Allah engkau akan mendapati aku orang yang sabar dan aku tiada mengingkari perintahmu. ” (Qs 18 Al Kahfi 69)
Fa lammaa balagha ma`ahus sa`ya qaala yaa bunayya innii araa fil manaami annii adzbahuka fanzhur maadzaa taraa qaala yaa abatif`al maa tu`maru sa tajidunii insvaa-allaahu minas shaabiriin.
“Maka tatkala anak mencapai umur dapat bekerja bersamanya, Ibrahim berkata, “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat di dalam mimpi bahwa aku akan menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia berkata, “Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepada engkau; insya Allah engkau akan mendapati aku termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs 37Ash Shaaffaat 102)

Ternyata dari keterangan Alkitab tidak boleh m.engatakan “PASTI” untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Memastikan dijamin “Pasti masuk surga” bila percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juru­selamat, adalah perbuatan sombong dan dosa. Jika hanya asal percaya kepada Yesus, semua ummat Islam percaya kepada Yasus yang disebut Nabi Isa as. Tidak sempurna iman seorang muslim jika tidak mengimani semua nabi, termasuk Nabi Isa. Bahkan percaya kepada semua nabi termasuk Nabi Isa as (Yesus), merupakan salah satu Rukun Iman yang harus di imani oleh setiap muslim dimanapun mereka berada. Hanya saja umat Islam mengimani beliau hanya sebagai Nabi atau Rasul, bukan Tuhan!!
Menurut pandangan ummat Kristiani, asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka dijamin pasti masuk surga. Tetapi menurut pandangan Islam, hal itu bertolak belakang 180 derajat, justru kalau percaya kepada Yesus sebagai Tuhan, maka disitulah tidak mungkin diselamatkan, karena telah menjadikan tuhan-tuhan lain selain Allah. Dan itu disebut dosa syirik, yaitu salah satu dosa yang tidak diampuni oleh Allah.
Dalam kitab Injil, Yesus berfirman bahwa keselamatan itu tergantung bagaimana kita mengamalkan perintah Allah. Perhatikan ucapan Yesus sebagai berikut:
“Bukan setiap orang yang berseru kepada­ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melaku­kan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. ” (Mat 7:21)
Berdasarkan ucapan Yesus tersebut, dapat kita simpulkan bahwa bukan setiap orang yang berseru Yesus, Yesus yang akan masuk kedalam surga, tetapi kata Yesus yaitu mereka yang melakukan sesuai dengan perintah Allah. Tentu menjadi pertanyaan, apakah ummat Kristiani sudah melakukan sesuai perintah Yesus dan perintah Allah?? Marilah kita lihat beberapa contoh sebagai bukti:
1. Allah Mengharamkan Babi
“Demikian juga babi hutan, karena memang berkuku beiah, yaitu kukunya bersela panjang, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binaiang-binatang itu janganlah kamu makan dan bangkainya jartganlah kamu sentuh; haram semuanya itu bagimu. (Imamat 11:7-8)
Allah telah mengharamkan babi. Kenyataannya mereka tidak haramkan babi, malah babi jadi makanan kesukaan mereka. iustru yang haramkan babi umat Islam bukan?
2.Yesus sunat
“Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, la diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.” (Luk 2:21 )
Yesus sunat, tetapi para pendeta tidak wajibkan sunat. Justru yang bersunat yaitu ummat Islam. Nah apakah mereka ikuti perintah Allah? Justru umat Islamlah yang ikut perintah bersunat!!
3. Yesus mati dikafani tidak pakai peti
“Yusufpun membeli kain lenan, kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan Dia di dalam kubur yang digali di dalam buki t batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu.” (Mar 15:46)
Yesus mati dikafani, tidak pakai peti. Apakah umat Kristiani yang mengaku pengikut Yesus bila mereka mati dikafani dengan kain putih dan dikubur tidak pakai peti?? Ternyata mereka bila mati, pakai jas, sepatu, dasi. pakaian yang paling bagus, didandani seperti penganten, lalu dimasukkan kedalam peti, padahal Yesus mati hanya dikafani dengan kain putih dan tidak pakai peti. Ini berarti mereka tidak mengikuti contoh bagaimana matinya Yesus. Justru yang mengikuti matinya Yesus, adalah umat Islam. Bahkan dalam Islam, kuburan tidak perlu dibeton seperti bangunan rumah, cukup menaruh batu diatas kubur sebagai tanda. Diatas kuburan Yesus juga ditaruh sebuah batu, sebagai tanda, dan dalam Islam disunahkan menaruh batu diatas kuburan.
Sebenarnya masih ada begitu banyak bukti-bukti bahwa ummat Kristini tidak mengikuti perintah Yesus dan Allah. Dari beberapa ayat yang kami paparkan sebagai contoh itu, cukup memberikan bukti bahwa jaminan keselamatan itu bukan hanya asal percaya kepada Yesus dijamin pasti masuk surga, tetapi bagaimana mengamalkan seluruh ajaran Yesus dan Tuhannya Yesus yaitu Allah Swt.
Setelah dicek diseluruh isi Alkitab, ternyata tidak ada satu ayatpun yang menjamin asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat “dijamin pasti masuk surga.” Oleh sebab itu jika ada umat Kristiani yang bisa menunjukkan ayatnya yang mengatakan bahwa asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat “dijamin pasti masuk surga”, kami sediakan hadiah uang tunai sebesar Rp. 10.000.000.- (sepuluh juta rupiah) untuk satu pertanyaan ini saja.
Allah menjamin masuk surga bagi orang-orang yang benar-benar beriman dan bertaqwa kepada-Nya yaitu mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tilka huduudullahi wa may yuthi`illaaha wa rasuulahuu yudkhilhu jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa wa dzaalikal fauzul ‘azhiim.
“Dan barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai­ sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya, dan itulah kejayaan yang besar.” (Qs 4 An Nisaa ` 13)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa yang di jamin masuk surga oleh Allah, yaitu mereka yang taat kepada Allah dan Rasul­nya. Bagaimana bisa dijamin masuk surga, jika hanya asal percaya, tetapi tidak mengamalkan serta tidak taat perintah Allah dan Rasul-Nya?? Buktinya betapa banyak ayat-ayat dalam Alkitab, dimana tidak diamalkan dan tidak ditaati oleh umat Kristiani. Oleh sebab itu keselamatan itu yaitu bagaimana kita taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mengamalkan yang diperintakan-Nya.
Bagaimana yang tidak taat kepada Allah dan rasul-Nya serta melanggar hukum dan ketentuan-Nya, apakah mereka dijamin pasti masuk surga??. Perhatikan ayat selanjutnya :
Wa may ya’shillaaha wa rasuulahuu wa yata`adda huduudahuu yudkhilhu naaran khaalidan fiihaa wa lahuu `adzaabum muhiin.
“Dan barang siapa durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batasnya (hukum) Allah, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam neraka, kekal di dalamnya dan baginya azab yang menghinakan. ” (Qs 4 An Nisaa` 14)

P/S : Panjang bonar plak copy/paste ni harini..Huhu..Sapo rajin baco la..Untuk pengetahuan..

Friday, May 14, 2010


Satu pemandangan matahari terbenam di Hong Kong..Owh!! Indahnya ciptaanMu Ya Allah..
Subhanallah..

Nikmat yang mana satu aku dustakan..
Kadang-kadang nikmat melihat yang Allah kurniakan nie digunakan di tempat yang tak sepatutnya..

Ampunkan dosa mataku ini Ya Allah..Aku insan lemah,punya iman yang kadang turun dan naik..Jangan Kau matikan aku dikala imanku turun Ya Allah..

Tajdid Iman: Keimanan rapuh punca hati resah

Bersama Dr Juanda Jaya
Manusia perlu elak dikuasai nafsu
PUNCA-PUNCA kesedihan - jika ada satu alat yang sesuai untuk mengukur kekuatan iman, tentulah alat itu adalah 'hati'. Allah SWT menjadikan hati itu hidup dan berfungsi sebagai pusat kawalan bagi anggota badan manusia. Seseorang yang suka menyentuh hatinya dan merawat dengan baik akan semakin mengenali dirinya sendiri.

Jika gelisah, sedih dan putus asa menguasai diri, dia akan bertanya kepada hati apakah sebabnya? Kemudian ilmu diperlukan untuk menjawab soalan, akal diguna sambil hati memandu cuba merungkai penyebab kesedihan itu. Akhirnya ditemukan jawapan punca kesedihan, kemurungan, gelisah dan tekanan pada diri manusia iaitu;
· Suka membuang masa. Hiburan dan permainan boleh merehatkan hati dan menjadikannya lebih bertenaga, tetapi apabila terlalu berlebihan ia boleh membunuh. Orang mukmin membahagikan masanya kepada tiga bahagian, iaitu;

Pertama untuk Allah SWT; kedua untuk dirinya sendiri yang meliputi fikiran, perasaan dan tubuh badannya dan ketiga untuk keluarga dan umatnya. Sikap membuang masa biasanya dipengaruhi oleh persekitaran. Manusia akan mudah terpengaruh dengan apa yang dilihat dan didengar daripada pergaulan. Berkawan rapat dengan orang yang suka membaca boleh mempengaruhi minat kita kepada buku, begitu juga bila suka iktikaf di masjid mendengarkan syarahan agama akan menjadikan kita dekat dengan ilmu.

Kita sentiasa berhadapan dengan dua pilihan dalam hidup ini, jalan baik atau yang buruk. Kawan yang jahil atau soleh, situasi mengingatkan kita pada Allah atau melupakannya. Membuang masa menyebabkan kemalasan yang berakhir dengan kegagalan, sedih dan tertekan. Seorang mukmin yang benar imannya sentiasa berada dalam situasi jihad iaitu bersungguh-sungguh mengisi masanya dengan perjuangan dan pengorbanan untuk memenangi pertarungan melawan iblis dan syaitan.
· Kesedihan juga berpunca daripada sifat dengki dan mengikut nafsu. Ada orang berasa sedih menyaksikan orang lain yang mengatasi kehebatannya. Lebih berjaya, kaya, berpangkat, cantik dan bergaya. Risau dan tertekan bersarang di hati, ditambah dengan sifat dengki dan dendam yang pasti akan memalapkan cahaya iman.

Ubat bagi kesedihan sebegini adalah dengan melihat siapa yang berada di bawah anda. Bukankah ramai manusia yang tiada apa-apa untuk dimakan pada hari ini? Rumah mereka musnah oleh banjir dan badai, anak dan isteri mereka mati di hadapan mata kerana tembusan peluru, kehancuran bangsa dan negara oleh kekejaman perang. Mengapa perlu bersedih jika kita masih memiliki orang yang tersayang, mengapa risau jika harta kita dilindungi Allah SWT, jika ia berkurangan bukankah selama ini Allah memberi jumlah yang banyak tak terhitung? Semenjak dari rahim ibu lagi rezeki sudah dikurniakan kepada kita. Sudikah kita jika seseorang mahu menukar kedua mata, kaki dan tangan kita dengan wang berjuta? Tentu ia lebih berharga daripada wang. Kenikmatan yang Allah kurniakan itu terlalu banyak, tetapi hanya sedikit manusia yang mahu bersyukur.
· Kesedihan kerana melupakan Allah. Bagaimanakah keadaan orang yang melupakan Allah? Dalam surah Al-Hasyr ayat 19 Allah SWT berfirman yang maksudnya: “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang melupakan Allah. Lalu Allah menjadikan mereka melupakan diri mereka. Mereka itulah orang-orang yang fasiq.”

Makna melupakan diri mereka sendiri adalah mereka meninggalkan amal soleh yang boleh menyelamatkan diri mereka di dunia dan akhirat. Orang yang melupakan Allah SWT mempunyai ciri-ciri seperti berikut;

Hari dilalui tanpa ibadat, lupa berzikir, mengabaikan sembahyang, tidak membaca ayat al-Quran, menjauhi ilmu dan meninggalkan amal soleh. Kehidupan dunia menjadikan mereka buta, tidak dapat menjejaki jalan ke akhirat. Keadaan mereka seperti binatang kerana mereka hidup semata-mata untuk makan, minum, tidur, berkahwin dan memuaskan nafsu saja.

Ini sesuai dengan firman-Nya yang bermaksud: “Dan sesungguhnya kami jadikan untuk isi neraka jahanam kebanyakan jin dan manusia, mereka memiliki hati tapi tidak dipergunakan untuk memahami ayat-ayat Allah, dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakan untuk melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan mereka memiliki telinga tetapi tidak dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah. Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (Surah Al-A'raf: 179).

Benarkah orang yang kaya tidak berasa sedih, putus asa dan tertekan? Sebenarnya, ia bergantung kepada sumber hartanya dan untuk apa ia dibelanjakan. Kekayaan yang sebenar adalah kaya hati. Iaitu hati yang sentiasa bergembira kerana iman kepada Allah dan bersyukur serta reda dengan qada dan qadar-Nya.

INFO: Hati sebagai alat kawalan manusia
· Allah SWT menjadikan hati itu hidup dan berfungsi sebagai pusat kawalan bagi anggota badan manusia.
· Orang yang merawat hatinya dengan pelbagai amalan dituntut syariah pasti akan mengenali diri.
· Hiburan berlebihan, sifat dengki, mengikut nafsu dan lupa kepada kebesaran Allah SWT penyebab kepada ‘kesedihan’ hati.
· Mukmin yang hatinya sentiasa menekankan tuntutan syariah akan membahagikan masa untuk Allah SWT, diri sendiri dan untuk keluarga serta umat

 

Akhlak serlahkan kedamaian

ISLAM dari segi terminologi bahasa berasal dari akar kata salam yang bererti damai. Jadi Islam itu bermaksud kedamaian dan Muslim pula adalah orang yang menggerak dan menegakkan kedamaian.
Pengertian ini lahir daripada esensi Islam itu sendiri adalah satu ajaran dan juga syariat yang akan menjamin kedamaian kepada seluruh umat manusia. Jika kita perhatikan Islam berpaksikan tiga tonggak utama menegakkan binaan Islam iaitu akidah, syariat dan akhlak, nescaya disimpulkan bahawa ketiga-tiga tonggak itu memancarkan kedamaian dan kesejahteraan dalam erti yang sebenarnya.

Daripada aspek akidah, Islam adalah satu al-Din yang membimbing dan memimpin akal fikiran manusia untuk meyakini bahawa hanya terdapat satu kekuatan mutlak yang menguasai alam semesta ini iaitu Allah.

Hanya Allah yang layak diagungkan, disembah, dibesarkan, ditakuti dan juga dicintai. Justeru, manusia yang memfokuskan akal fikirannya pada Yang Maha Esa akan menemui kebahagiaan dan kedamaian sejati dalam hidupnya.

Sebaliknya manusia yang meyakini banyak unsur dan banyak kekuatan itu pasti tidak akan menemui kedamaian yang dicari-cari, malah dia pun tidak akan berasa tenang kerana dia harus memenuhi kehendak banyak pihak dan juga mencari simpati banyak unsur.

Segala tenaga dan juga akal fikirannya pula menjadi serba salah dan yang pastinya dia tidak akan menemui titik kedamaian itu. Manakala orang yang mengesakan Allah SWT hanya mencari keredaan Ilahi dan mengabdikan dirinya hanya ke hadrat Allah Yang Maha Agung.

Jika kita menelusuri syariat pula, dapat disimpulkan bahawa Islam mengajar umatnya supaya cintakan kedamaian dan berusaha pula mencipta kedamaian sejagat dalam pelbagai ruang lingkup kehidupan manusia bermula daripada sebuah institusi keluarga, sebuah masyarakat berdaulat dan sebuah bangsa merdeka.

Apabila syariat Islam dihayati dan diamalkan oleh segenap anggota masyarakat, maka akan terciptalah sebuah yang keluarga yang memiliki ciri-ciri sakinah, mawaddah dan rahmah sebagai mana yang difirmankan Allah SWT yang bermaksud;

“Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya bahawa Dia menciptakan untuk kamu (wahai kaum lelaki) isteri-isteri dari jenis kamu sendiri supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikan-Nya antara kamu (suami isteri) perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan (yang menimbulkan kesedaran) bagi orang-orang yang berfikir” - (surah al-Rum, ayat 21).

Dalam lingkungan masyarakat pula, syariat Islam mengatur sistem muamalat yang unggul seperti urusan jual beli, sewa menyewa, upah, gadai, hutang dan sebagainya. Tujuan pensyariatan sistem muamalat Islam itu demi mewujudkan kedamaian. Dalam masa yang sama, Islam melarang beberapa amalan dan transaksi sebagaimana termaktub di dalam al-Quran dan hadis kerana ia berpotensi menimbulkan masalah dan konflik kepada masyarakat.

Justeru, Islam mengharamkan riba, judi, arak, zina, memakan harta anak yatim secara zalim, mencuri, merompak dan sebagainya. Allah SWT berfirman yang bermaksud:

“Sesungguhnya syaitan itu hanyalah bermaksud mahu menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan sebab arak dan judi, dan mahu memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan daripada mengerjakan solat. Oleh itu, mahukah kamu berhenti (daripada melakukan perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil?” (Surah al-Maidah, ayat 91).

Arak akan menimbulkan kekeruhan dan huru hara akibat ada orang yang tidak berfikir secara normal. Judi pula akan mencetuskan bibit perbalahan dan perkelahian kerana ada rasa dengki, iri hati dan balas dendam.

Zina pula akan menjatuhkan maruah kemuliaan dan kehormatan seseorang atau sebuah keluarga, malah akan merosakkan sistem bermasyarakat. Hal ini kerana perzinaan akan mengkucar-kacirkan zuriat keturunan dan akhirnya menyebabkan pelaku zina dengan penderitaan batin yang amat mendalam.

Allah SWT melarang manusia daripada mendekati perkara yang membawa perzinaan, lebih-lebih lagi melakukannya. Untuk itu, setiap wanita muslimah diperintahkan mengenakan jilbab, pakaian labuh yang menutupi seluruh tubuhnya dan juga memakai pakaian yang tidak memperlihatkan bentuk tubuh badannya di samping kaum lelaki pula diperintahkan supaya menundukkan pandangan mata mereka.

Allah SWT berfirman yang bermaksud; “Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang lelaki yang beriman supaya mereka menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram), dan memelihara kehormatan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah amat mendalam pengetahuan-Nya mengenai apa yang mereka kerjakan. Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman supaya menyekat pandangan mereka (daripada memandang yang haram) dan memelihara kehormatan mereka; dan janganlah mereka memperlihatkan perhiasan tubuh mereka kecuali yang zahir daripadanya; dan hendaklah mereka menutup belahan leher bajunya dengan tudung kepala mereka.” (Surah al-Nur, ayat 30-31).

Seterusnya, menerusi akhlak pula, Islam menggariskan himpunan adab dan akhlak yang jika dihayati dan diamalkan secara menyeluruh akan menyerlahkan kedamaian yang diharapkan itu. Islam memerintahkan umatnya supaya saling mengingatkan ke arah kebaikan, berbuat adil kepada semua manusia walaupun kepada orang yang tidak seagama dengannya, memelihara persaudaraan sesama manusia, bahkan Rasulullah menegaskan dalam sabdanya yang bermaksud: “Orang Muslim itu adalah seorang yang dapat memelihara lidah dan tangannya daripada menyakiti orang lain.” (Hadis riwayat Ahmad).

Jelas di sini bahawa Islam daripada pelbagai dimensi dan sudut merupakan al-Din yang amat menitikberatkan aspek kedamaian. Perlu ditegaskan bahawa kedamaian dan kesejahteraan yang diimpikan itu hanya akan tercipta jika Islam difahami, dihayati dan diamalkan sepenuhnya dalam setiap aspek kehidupan manusia.

Renungan untuk kaum Hawa yang beriman..


Tak Mahu Hipokrit, Akhirnya Bertambah Dosa
Oleh:Zaharuddin Abd Rahman www.zaharuddin.net
SOALAN
Untuk pengetahuan ustaz,ibu saya telah menyuruh saya memakai tudung ketika saya berumur 13 tahun lagi. Saya hanya menurut katanya kerana bimbang dimarahi. Walaupun begitu, sekarang saya tidak lekat memakai tudung. Ini diketahui oleh ibu saya, dia hanya mampu membebel dan berkata, adik nak buat dosa, adik tanggung la sendiri, ibu dah buat apa yang patut.
Sekarang saya sudah bekerja dan hanya memakai tudung di tempat kerja sahaja kerana di tempat saya, tindakan undang-undang akan dikenakan sekiranya pekerja tidak memakai tudung. Saya tahu hukum tidak menutup aurat, tetapi buat waktu sekarang, hati saya tidak terbuka lagi untuk terus menutup aurat (rambut dan leher).
Cara pemakaian saya tidak seperti rakan-rakan saya yang menutup aurat. Mereka bertudung tetapi pemakaian mereka tidak melambangkan imej mereka. Baju, seluar ketat yang menampakkan susuk tubuh.
Bagi yang memakai baju kurung, ada yang dari kain yang nipis dan jarang. Bagi yang berbaju kebaya, ianya terlalu ketat, berkain belah sehingga menampakkan betis dan jarang. Ada yang tidak memakai seluar tetapi memakai skirt panjang. Walaupun begitu, ianya ketat dan menampakkan garis pakaian dalam yang dipakainya.
Tudung yang dipakai pula tidak menutupi dada. Lelaki-lelaki yang memandang tidak berkelip melihat mereka. Ada juga rakan saya yang betul-betul menutup aurat tetapi perangai dan kelakuan mereka lebih teruk dari perempuan yang tidak memakai tudung. Tidak menunaikan solat, panjang tangan, mengumpat, melayan lelaki yang bukan muhrim, pengotor dan pelbagai karenah lagi. Walaupun saya tidak memakai tudung, saya menjaga solat, pemakaian dan tingkah laku saya.
Kawan-kawan saya ini ada menyuruh saya supaya terus memakai tudung tetapi saya tidak mahu menjadi hipokrit. Saya mahu berubah kerana saya sendiri yang ingin berubah. Saya mahu melakukannya dengan ikhlas, bukan kerana disuruh. Saya tahu hari itu akan tiba tetapi bukan sekarang.
Semoga ALLAH membuka hati saya untuk terus memakai tudung. Amiin...
- Diera -
JAWAPAN
Ada beberapa perkara yang saudari utarakan dalam soalan dan ingin saya berikan respon ringkas. Iaitu :-
1) Isu tidak mahu bertudung ( menutup aurat) tanpa ikhlas kerana tidak mahu hipokrit serta tidak mahu berubah kerana disuruh.
Sebenarnya isu ini telah agak banyak saya sentuh di dalam artikel-artikel yang lalu seperti berikut :-
Namun demikian, disebabkan soalan ini ada menyentuh beberapa isu yang agak semasa dan kerap, saya berasa perlu untuk memberikan ulasan tambahan.
Begini ulasannya, Allah swt dan RasulNya telah mengarahkan seluruh wanita muslimah untuk menutup aurat dan bukan hanya bertudung.
Justeru, sama ada seseorang itu ikhlas atau tidak, suka atau tidak, disuruh oleh orang lain atau terbit dari hatinya sendiri, dia tetap WAJIB di sisi Allah untuk melaksanakan kewajiban itu.
Sebagaimana seorang pemandu tidak berhemah warganegara Malaysia yang menetap di United Kingdom (UK), dia akan terpaksa mengubah cara pemanduannya kerana hemah pemandu di UK amat tinggi, sesiapa sahaja yang kurang berhemah akan segera mendapat teguran pemandu lain, malah adakalanya pemandu lain akan segera menelefon polis atau mencatat nombor plat kereta untuk diadukan kepada polis.
Atas sebab itu, pemandu yang asalnya ‘brutal' di Malaysia, TERPAKSA berubah di UK. Tidak kiralah sama ada dia berubah kerana hipokrit, terpaksa, tidak ikhlas atau apa jua sebab lauaran. Hakikatnya, dia MESTI berubah, kerana itu adalah system dan regulasinya. Mengabaikannya akan membawa mudarat kepada diri sendiri dan pemandu orang lain.
Sama seperti menutup aurat dan bertudung, itu adalah regulasi oleh agama Islam, mengabaikannya akan membawa mudarat spiritual kepada diri sendiri dan juga orang lain (kerana setiap lelaki yang melihat aurat wanita bukan mahram, akan berdosa dan dosanya dikongsi bersama oleh wanita tersebut).!
Justeru itu, hipokrit tidak boleh sama sekali menjadi PENGHALANG untuk mengerjakan semua KEWAJIBAN agama, termasuk menutup aurat. Ia adalah arahan Allah dan hak Allah untuk menguji hambanya.
Sama seperti mendirikan solat, membayar zakat, puasa Ramadhan dan semua arahan serta larangan Islam yang lain, sama ada seseorang itu ikhlas atau tidak, terpaksa atau tidak. Kewajiban untuk melakukan semua arahan wajib dan menjauhi larangan yang diharam tetap tertanggung di atas bahunya, walaupun dia tidak ikhlas atau masih gagal mencapai tahap Ikhlas.
Apa yang perlu diusahakan adalah terus menerus berusaha memperoleh ikhlas semasa melaksanakan perintah dan menjauhi larangan itu. Itu boleh dianggap sebagai adalah level kedua kesempurnaan ibadah. Level pertama adalah mesti melaksanakan tuntutan Islam.
Perlu diingat, jika seseorang menutup aurat dan menunaikan solat secara ikhlas atau separa ikhlas, maka dia akan beroleh ganjaran sekadar keikhlasannya. Namun tanggungjawab fizikal yang diwajibkan oleh agama dikira sudah terlaksana secara zahirnya. ATAU kata lainnya, tatkala itu dia hanya BERDOSA SEKALI iaitu kerana tidak melaksanakannya secara ikhlas, tetapi dia terhindar dari dosa tidak mengerjakan yang wajib ke atasnya secara zahir.
Namun jika dia degil dan tidak menutup aurat, tidak juga solat atas alasan TIDAK IKHLAS, TIDAK MAHU HIPOKRIT dan sebagainya. Tindakannya itu menjadikannya BERDOSA di sisi Allah secara fizikal dan juga spiritual, atau dalam kata lainnya, dia berdosa DUA KALI. Dosa di level pertama dan kedua sekaligus, malah lebih musnah apabila dosa level pertama itu sangat mudah bercambah apabila ia berjangkit kepada orang lain, seperti apabila sahaja ada mata lelaki bukan mahram yang melihat, ketika itu dosa bukan hanya dua kali tetapi sebanyak mata lelaki yang melihat.
Adapun bagi mereka yang tidak ikhlas tadi, at least dia sudah terselamat dari cambahan dosa dari mata lelaki.
Kesimpulannya, ‘ingin berubah hasil hati sendiri', ‘tidak ikhlas' dan ‘tidak mahu hipokrit' itu semuanya hanya bisikan syaitan yang ingin menyesatkan hamba Allah agar terus menerus menjauhi kewajibannya. Sedarlah agar jangan lagi terpedaya, ingatlah berterusan dalam dosa sedang mengetahui hukumnya akan terus menerus menambah besar kemurkaan Allah swt dan akan menjadikan diri sama sekali TIDAK MAMPU berubah di satu hari nanti yang diharapkan.
2) MEREKA YANG BERTUDUNG TAPI TIDAK SEMPURNA DAN BERAKHLAK BURUK.
Sebelum mengulas, isu sebegini telah pernah saya ulas sbeelum ini di artikel : Bertudung Sambil Hina Hukum
Kembali kepada persoalan saudari, dari bait-bait ayat saudari, kelihatan saudari begitu benci dan terganggu serta terkesan dengan keburukan akhlak dan cara tutupan aurat rakan sekerja yang lain yang dikatakan memakai tudung tetapi ketat dan sebagainya. Sehingga saudari merasa mereka semua hipokrit, buruk perangai, pengotor dan sebagainya, walau bertudung.
Sebelum itu, saya perlu ingatkan saudari dikira bertuah kerana mendapat kerja di sebuah syarikat yang begitu perihatin dalam masalah agama sehingga mewajibkan kakitangan mereka untuk menutup aurat.
Satu perkara mesti jelas juga, semua wanita yang bertudung tetapi berbaju ketat, skirt panjang terbelah, berbaju kebaya sempit dan sebagainya, semua mereka berada di satu level pada pandangan Islam. Iaitu SEMUA SEDANG MELAKUKAN DOSA DAN SEMUA TIDAK MENUTUP AURAT.
Justeru, adalah SALAH bagi saudari menganggap ‘rakan sekerja itu' SEBAGAI MENUTUP AURAT TETAPI BURUK AKHLAK DAN BEROSA. Sebabnya, mereka juga TIDAK MENUTUP AURAT.
Malah jika mereka benar-benar menutup aurat sekalipun, adalah SALAH untuk merujuk kepada mereka dalam menetap pendirian sama ada saudari perlu sudah sampai masa untuk menutup aurat atau tidak.
Ingatlah bahawa yang diwajibkan oleh Allah bukanlah hanya bertudung kepala dan menutup leher, tetapi menutup seluruh bahagian aurat tubuh sebagaimana yang telah saya terangkan di dalam artikel ‘Aurat Wanita Apa Sudah Jadi'
Selain itu, adalah salah sama sekali dalam hal ehwal agama, untuk kita membandingkan diri kita dengan mereka yang lebih buruk agama dan akhlak. Ia adalah teknik Syaitan uuntuk menghentikan seseorang dari melakukan usaha pemulihan diri kepada yang lebih baik.
Jelas dari hadis Nabi s.a.w, dalam hal agama dan kepatuhannya, kita mesti sentiasa melihat mereka yang lebih dari kita, agar kita terus berusaha
Manakala dalam hal keduniaan, barulah kita disuruh oleh Islam untuk melihat mereka yang kurang berbanding kita, agar kita lebih tahu untuk bersyukur dan tidak dijangkiti penyakit tamak.
Sabda Nabi :-
خَصْلَتَانِ من كَانَتَا فيه كَتَبَهُ الله شَاكِرًا صَابِرًا وَمَنْ لم تَكُونَا فيه لم يَكْتُبْهُ الله شَاكِرًا ولا صَابِرًا من نَظَرَ في دِينِهِ إلى من هو فَوْقَهُ فَاقْتَدَى بِهِ ونظر في دُنْيَاهُ إلى من هو دُونَهُ فَحَمِدَ اللَّهَ على ما فَضَّلَهُ بِهِ عليه ..
Ertinya : Dua perkara yang sesiapa dapat perolehinya akan ditulis dirinya sebagai hamba yang bersyukur dan sabar, sesiapa yang gagal dalamnya, tidak akan ditulis sebagai orang bersyukur dan sabar. Iaitu sesiapa yang melihat tentang agamanya kepada mereka yang jauh lebih baik darinya, lalu ia berusaha mengikutinya, dan dalam hal keduniaan mereka melihat kepada orang-orang yang kurang darinya sehingga ia memuji Allah atas nikmat yang diperolehinya .. ( Riwayat At-Tirmidzi, 4/665 ; Hadis Sohih menurut Tirmidzi dan Albani)
3) WALAUPUN TIDAK MEMAKAI TUDUNG (MENUTUP AURAT) TETAPI MASIH JAGA SOLAT DAN MAMPU MENJAGA TINGKAH LAKU.
Tahniah atas kemampuan saudari untuk terus menjaga solat dan menjaga tingkah laku, namun solat yang hakiki dan ikhlas akan menghasilkan seorang yang gerun melakukan dosa, serta akan mendorong sesoerang untuk tanpa lengah menunaikan tanggungjawab yang diarahkan Allah.
Namun apabila saudari terus redha dalam pembukaan aurat sedangkan saudari menunaikan solat, ia bermakna solat saudari juga bermasalah. Tapi jangan pula mengatakan, "kalau begitu saya tak mahu solat kerana tak mahu hipokrit", ia telah kita bincang di atas tadi.
Juga, buktikan kepada diri bahawa jagaan solat saudari adalah benar-benar sebuah ketaatan dan bukan hanya kosong tanpa isi. Tanda awal ia adalah benar-benar sebuah solat adalah saudari akan terbuka hati dengan cepat untuk menutup aurat tanpa terkesan dek buruk perangai orang sekitar yang kononnya menutup aurat tetapi buruk.
Justeru, saya menasihatkan saudari agar segera keluar dari jenis individu yang saudari sendiri benci (bertudung atau tutup aurat tapi tak solat, mengumpat dsbgnya). Saudari membenci perangai mereka tetapi dari sudut pandangan agama, saudari sebenanrya adalah sebahagian dari mereka kerana :
Mereka yang menutup aurat dan buruk perangai adalah sama darjatnya dengan mereka yang solat tapi tidak menutup aurat.
Kedua-duanya tidak bertanggungjawab terhadap Allah dan sedang melakukan dosa.
Malah saudari juga patut bersyukur mendapat ibu yang prihatin soal kewajiban agama, terlalu ramai ibu di zaman ini yang hanyut dan lebih suka anak perempuan mereka mengikuti gaya yang disukai syaitan iaitu seksi.
Lalu apabila ibu menyuruh, Allah juga mengarahkan, maka saudari bukan sahaja berdosa kerana aurat saudari yang terbuka, malah juga berdosa kerana tidak mematuhi suruhan dan harapan ibu, selain berdosa melanggar arahan Allah.
Bukankah mentaati ibu dalam hal yang tidak membawa dosa adalah WAJIB?. Dan jatuh derhaka bagi seorang anak yang mengguris perasaan ibu, khususnya dalam hal nasihat ibu untuk kita mentaati arahan Allah swt.
4) BUKAN SEKARANG MASA UNTUK BERUBAH.?
Jika bukan sekarang, maka adakah apabila sudah terlantar di rumah mayat baru ingin beurbah. Sedarilah wahai diri, bahawa kematian akan datang secara tiba-tiba dan tiada sebarang jaminan umur masih panjang beberapa minggu lagi.
Kebaikan dan pelaksanaan tanggungjawab jangan sesekali ditangguhkan, kelak tidak kempunan di hadapan Allah.
Moga Allah membantu saudari untuk segera berubah dan terbuka untuk menerima jawapan ini.
Saya juga doakan saudari untuk segera berHIJRAH KE ARAH kebaikan, dan teruslah kita semua berusaha untuk ikhlas dalam semua amalan kita.
Selamat BEPRUASA SUNAT HARI TASYU'A DAN ASYURA.! (9 dan 10 Muharram iaitu pada 26 dan 27 Disember 2009 )
Sekian
Zaharuddin Abd Rahman
9 Muharram 1431
26 Disember 2009